Kamis, 03 Maret 2011

Mahkota Pengantin (Bingkisan Istimewa Untuk Suami Istri)

  • Judul : Mahkota Pengantin (Bingkisan Istimewa Untuk Suami Istri)
  • Penulis : Syaikh Majdi bin Manshur
  • Penerbit : Pustaka At Tazkia
  • Jumlah Halaman : 352 halaman
  • Ukuran : 15.5 x 24 cm
  • Jenis Cover : Hard Cover
  • Harga : Rp. 60.000
Pernikahan adalah pilar keutuhan masyarakat kaun Muslim. Apabila  ikatan sebuah keluarga retak, remuk pulalah sendi-sendi sebuah peradaban. Oleh karenanya, tidak usah heran apabila Islam menjaga sedini mungkin setiap unsur yang dapat merusak kebahagian rumah tangga. Salah satu caranya adalah agar setiap pemuda dan pemudi Muslim yang hendak menikah memahami esensi dan hukum-hukum sekitar pernikahan agar setiap masalah yang timbul dapat diatasi dengan solusi yang islami.

Buku Mahkota Pengantin ini adalah sebuah pemahaman sekaligus pencerahan tentang bagaimana membangun keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, sejak pertama niat pinangan dipancangkan. Tentang bagaimana menyesap setiap bulir kebahagiaan dan nikmat pernikahan sejak ijab kabul diresmikan. Rumah yang bahagia bukanlah rumah yang tanpa cekcok. Tapi adanya kekurangan pertanda ketidaksempurnaan dan dinamika, sehingga suami istri pun berupaya saling menjaga dan saling mengisi.

Kelebihan buku Mahkota Pengantin ini terletak pada kupasannya yang relatif lengkap. Bahasanya pun lebih cari, apa adanya dan dialogis. Seringkali paparan diawali dengan tanya jawab lalu disusul dengan jawaban yang legas, lugas dan berdalil. Kelebihan lain dari buku ini adalah, buku ini bicara tanpa pekewuh berlebihan untuk hal-hal yang bagi sebagian orang sensitif. Ketika banyak buku lain yang malu-malu bicara tentang etika pergaulan seksual suami istri, buku ini bicara tentang etika, adab dan seni tanpa terjebak pada vulgaritas yang mengoyak malu.

Karena itu, buku ini sangat penting untuk menjadi pegangan bagi para pemuda pemudi Muslim yang hendak menikah maupun keluarga muslim. Tidak ada kata terlambat untuk berbenah diri. Karena kebahagiaan itu harus dijemput, bukan menunggu untuk didatangi.

3 komentar: